we

zwani.com myspace graphic comments
www.TwitterBackgrounds.org
SELAMAT DATANG DI BLOG NUR SETYA WATY

Kamis, 01 November 2012


“MAAF”
Satu Kata TerakhirKu

Berawal dari pertemuan singkatku di suatu tempat perpustakaan yang berada di kotaku, saat itu sedang hujan lebat di sertai guntur yang sangat menakutkanku, entah kenapa kakiku rasanya ingin melangkah ke sebuah perpustakaan yang berada di sebrang jalan tempat aku berteduh.

Kakiku pun mulai berjalan untuk menuju ke perpustakaan tersebut, saatku memasuki perpustakaan itu aku melihat sesosok laki-laki yang sedang membaca buku, dia adalah Rudi, dia kakak tingkatku di kampus dia juga idaman para cwe-cwe di kampus apalagi teman-teman sekelasku mereka sangat mengidolakannya, aku sendiripun bingung kenapa mereka bisa mengidolakannya, padahal dia nggak terlalu ganteng, dia juga nggak terlalu pintar, hmmm, apa ya rahasianya ko dia bisa di kejar-kejar sma cwe-cwe,,,?? Aiihhh sudah lah, ngapain juga aku mikirin dia nggak penting ah.

Oh ya, perkenalan dulu kita ya…??? aku Sinta, aku kuliah di salah satu universitas negri yang cukup terkenal di kotaku pastinya, aku baru semester 3 mau naik ke semester 4, dan aku mengambil jurusan keguruan dan kependidikan. Aku anak satu-satunya di keluargaku, aku lumayan di manja sih, tapi orang tuaku selalu mementingkan pekerjaannya di bandingkan aku.

Saatku melamunkannya sejenak di perpustakaan, ternyata dia menatapku dan memberikan senyuman termanisnya, malunya aku saatku sadar ternyata dari tadi dia tersenyum terhadapku. Akupun menghampirinya untuk sekedar menyapanya, “Hai kak, sendirian aja kah?” ucapku. “iya ni, kamu juga sendirian aja kan?” ucap roni. Kamipun ngobrol-ngobrol sambil menunggu redanya hujan, setelah hujannya reda kamipun beranjak keluar dari perpustakaan itu, dan beranjak untuk pulang.
Saatku menuggu taksi yang akan mengantarku pulang tiba-tiba Rudi menghampiri ku dan menawarkan tumpangan kepadaku, aku pun langsung beranjak naik di motornya dan langsung melaju ke arah rumahku, saatku sudah sampai di depan rumah akupun tak lupa mengucapkan terimakasih kepada rudi, rudipun membalasnya dan dia juga meminta nomor HP ku.

***

Setelah pertemuan itu kamipun tambah dekat, sering jalan bareng, kadang-kadang juga pulang kuliah bareng.

Kurang lebih 3 bulan kami bersama-sama dia mengutarakan isi hatinya terhadapku di salah satu restoran yang lumayan mewah dan romantis, akupun menerimanya tanpa rasa ragu sedikitpun tentangnya, kamipun jadian.

Selang beberapa bulan setelah kami jadian, kepalaku terasa sakit seakan mau pecah, aku nggak tau apa sebabnya kenapa bisa tiba-tiba sakit seperti itu. Karna aku di rumah hanya tinggal bersama bibikku, jadi aku merasa sedih saat aku sakit orang tuaku nggak ada di sampingku, karena dia lebih mementingkan pekerjaannya yang selalu di nomor satukan. akupun pergi ke rumah sakit sendirian untuk memeriksa apa yang terjadi dengan kepalaku, kenapa akhir-akhir ini aku sering pusing.

Satu minggu kemudian aku kembali lagi ke rumah sakit dimana tempat aku periksa. Dokterpun memberitahuku kenapa aku? dan sakit apakah aku?, kata dokter aku terkena kangker otak yang sudah stadium 3, begitu sedih saatku mendengar ucapan dokter itu kalau aku terkena kangker otak yang sudah stadium 3.

Hari-hariku saat aku divonis dokter aku harus bisa merasa lebih bahagia dari hari sebelumnya, karena aku nggak mau terlihat sedih saat di depan teman-temanku dan juga rudi, aku nggak mau kalau mereka akan mengasihani aku jika mereka tahu penyakitku.

***
           
Hari ini orang tuaku pulang, entah berapa hari mereka disini, mereka nggak merasa kalau memiliki anak yang sangat membutuhkan kasih sayang mereka.

            Orangtuaku pun tiba dirumah, dan aku segera menuruni tangga untuk menyapa dan menyaliminya. Tiba-tiba saat aku mau duduk bersama kedua orang tuaku kepalaku mulai sakit dan aku terjatuh pingsan. Akupun sudah tak ingat lagi tentang kejadian di rumah tadi, saat aku siuman akupun sudah berada di rumah sakit tempat aku biasa kesitu untuk berobat dll, orangtuaku berada di samping kiri kanan ranjang tempat tidur rumah sakit, mereka merasa sedih karena mereka tau penyakitku, apalagi mamaku, dia sangat lah sedih dan selalu meneteskan air matanya saat dia mau berbicara satu dua kata terhadapku.

Saatku pingsan, dimana orang tuaku sudah mengetahui kalau aku sudah stadium 4, dimana umurku sudah tidak lama lagi untuk bisa bersama orang-orang terdekatku dan orang tersayangku.

Aku berpesan kepada orang tuaku dan juga bibikku, jangan sampai Rudi tahu kalau aku terkena kangker otak  yang tak lama lagi aku meninggal. Karena aku nggak mau melihatnya sedih setelah aku tahu tentang penyakitku ini.

****
            
Sudah puas rasanya aku di rumah sakit, aku ingin pulang untuk menikmati hari bebasku tanpa merasa sakit sedikitpun, akupun izin sama orang tuaku kalau aku mau turun kuliah untuk beberapa hari ini, karena aku mau bertemu dengan teman-temanku dan juga Rudi untuk yang terakhir kalinya aku bisa becanda bersama mereka semua.

Saatku menuruni mobil ternyata ada Rudi yang sedang duduk di salah satu tempat duduk yang berada di taman kampusku, akupun menghampirinya, walaupun dia merasa kecewa terhadap sikapku yang hampir 4 bulan ini aku selalu menghindarinya. Aku menghampiri rudi karena aku ingin minta maaf dan mengatakan putus secara langsung terhadapnya walaupun hatiku sakit mengatakannya tapi itu harus aku ucapkan.

Setelahku ucapkan kata putus kepadanya, kepalaku mulai terasa sakit sekali dan akupun pingsan di pelukannya, akupun langsung di larikan kerumah sakit, di situlah umurku takpanjang lagi.

Saatku membuka mataku untuk yang terakhir kalinya, aku dikelilingi orang terdekatku mama, papa, bibik setiaku dan juga rudi, saatku diberi kesempatan menatap satu-persatu muka mereka, aku mengucapkan satu kalimat untuk mereka “Aku minta maaf ma, pa, bik, dan Rudi aku minta maaf karena selama ini aku nggak pernah ngasih tau kamu tentang penyakitku ini kepadamu”, setelahku ucapkan kata maaf itu, matakupun mulai tertutup untuk selama-lamanya.